Khawatir Dengan Era Baru Kawasan Asia, Jepang Naikan Belanja Militernya

JurnalPatroliNews – Asia,- Jepang menyatakan keprihatinannya atas keadaan kawasan di Asia saat ini. Negeri Sakura itu menyebut, Dunia memasuki “era krisis baru”.

Hal itu terungkap dalam buku putih tahunan Jepang, sebagaimana dimuat Associated Press (AP) dan AFP. Buku putih tersebut, disetujui oleh Kabinet Perdana Menteri Fumio Kishida pada Jumat (28/7/23) pagi.

Selain itu, makin masifnya militer China, dan hubungan militernya yang berkembang dengan Rusia, juga klaimnya atas Taiwan, menjadi salah satu kekhawatiran Jepang. Negeri Matahari Terbit itu pun berencana menaikkan pengeluaran militernya.

Menurut Jepang, Korea Utara (Korut), juga menimbulkan ancaman yang serius dari sebelumnya. Aktivistas uji coba rudal yang terus dilakukan, dikatakan cukup mengkhawatirkan.

China, Rusia, dan Korut, berkontribusi pada lingkungan keamanan yang paling parah dan kompleks, sejak akhir Perang Dunia II,” tulis laporan setebal 510 halaman itu.

“Sikap eksternal dan aktivitas militer China, telah menjadi perhatian serius bagi Jepang dan komunitas internasional, dan menghadirkan tantangan strategis terbesar dan belum pernah terjadi sebelumnya,” isi laporan yang sama.

“Kegiatan militer Korut menimbulkan ancaman yang lebih serius dan mengancam keamanan Nasional Jepang daripada sebelumnya,” lanjut tulisan dokumen itu.

“Diyakini bahwa Korut memiliki kemampuan untuk menyerang Jepang dengan senjata nuklir yang dipasang pada rudal balistik,” lapor media disana.

Khusus China dan Rusia, Jepang mencatat militer kedua Negara sudah meningkatkan hubungan militer sejak 2019. Keduanya melakukan lima kali penerbangan pembom bersama, termasuk November tahun lalu.

Dalam laporannya tersebut, mencatat prospek China untuk memiliki 1.500 hulu ledak nuklir pada tahun 2035. Termasuk peningkatan keunggulan militernya atas Taiwan.

“Masyarakat Internasional sedang menghadapi cobaan terbesar sejak Perang Dunia II dan kita telah memasuki era krisis baru,” ujar Yasukazu Hamada, Menteri Pertahanan Jepang, dalam dokumen tersebut.

Selama 1 dekade, Jepang telah membatasi pengeluaran militer sekitar 1 persen dari PDB. Namun pada akhir tahun lalu, Pemerintahan Kishida menyetujui rencana untuk meningkatkan belanja pertahanan menjadi 2%, dari PDB pada tahun fiskal 2027, menjadi sekitar 11 triliun yen (Rp 1,1 triliun).

Komentar