Pegawai Bank AS Ngamuk di Tempat Kerja, Ibu Pelaku Penembakan Telepon 911, Peringatkan Rencana Anaknya

JurnalPatroliNews – Jakarta – Ibu dari pegawai bank di Louisville, Amerika Serikat, yang mengamuk di tempat kerjanya hingga menewaskan lima orang pada Senin (10/4)

sempat melaporkan niat putranya tersebut ke 911. Dengan panik, perempuan itu menelepon operator panggilan darurat karena ia mendengar kabar bahwa putranya memiliki senjata api dan sedang menuju ke bank.

“Dia tidak pernah menyakiti siapa pun. Dia anak yang sangat baik. Kami bahkan tidak memiliki senjata, saya tidak tahu dari mana dia mendapatkan senjata,” kata perempuan yang namanya dihilangkan dari rekaman tersebut, dilansir Reuters, Kamis (13/4).

Pelaku penembakan itu diketahui bernama Connor Sturgeon (23) yang merupakan karyawan bank tempatnya beraksi. Sturgeon menyiarkan aksi pembantaiannya di media sosial.

Akibat aksinya ini, lima orang rekannya tewas dan sembilan orang lainnya terluka termasuk dua orang polisi. Sturgeon lalu ditembak mati oleh petugas polisi setempat.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Rabu (12/4), Sturgeon mengalami masalah mental yang telah “terlihat aktif” sebelum ia mengamuk. Namun menurut keluarganya, tak pernah ada tanda peringatan atau indikasi bahwa Sturgeon mampu melakukan penembakan massal.

“Kita semua kesakitan sekarang. Ada beberapa orang hebat yang terbunuh dan terluka pada peristiwa hari Senin. Kita semua berkumpul malam ini untuk mengakui bahwa setiap kematian yang kejam itu tragis,” kata Wali Kota Louisville, Craig Greenberg.

Greenberg menyebut, sudah waktunya pemerintah AS yang terpecah belah bersatu untuk mengakhiri krisis kekerasan senjata di negara itu. Namun yang pertama harus dilakukan, kata dia, adalah saling memahami kesedihan dan penderitaan dalam sebuah komunitas.

“Ini adalah waktu untuk saling bertanya, ‘Bagaimana kabarmu? Apa yang kamu butuhkan?’” ucap Greenberg.

Hal senada juga diungkapkan seorang dokter di Rumah Sakit Universitas Louisville yang merawat para korban, Muhammad Babar. Babar memohon agar masyarakat dan politisi bersatu mengatasi masalah kekerasan senjata di AS.”Tidak masalah apakah anda seorang dari Republik atau Demokrat, apakah anda tinggal di perkotaan atau pedesaan, apakah anda memiliki senjata atau tidak. Tapi tolong lakukan sesuatu,” ungkapnya.

Komentar