Pejabat AS Minta Korsel Untuk Batasi Ekspor Alat Chip Canggih ke China, Kenapa?

JurnalPatroliNews – AS – Pemerintahan Joe Biden tengah mencuat dalam permintaannya kepada Korea Selatan untuk membatasi ekspor alat pembuat chip canggih ke China. Dilaporkan bahwa pejabat AS telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Yoon Suk Yeol guna memastikan kesepakatan ini terwujud.

Diskusi intens ini terjadi pada bulan Maret lalu, dengan AS berkeinginan keras untuk mencapai kesepakatan sebelum pertemuan G7 yang dijadwalkan pada bulan Juni. Bloomberg melaporkan bahwa pembatasan ekspor ke China akan mencakup unit pemrosesan pusat (CPU) dan unit pemrosesan grafis (GPU) yang lebih canggih dari 14 nanometer, serta chip DRAM yang memiliki kefeaturan lebih dari 18 nanometer.

Namun, Korea Selatan belum memberikan tanggapan yang pasti terhadap permintaan AS, dengan pertimbangan bahwa pembatasan tersebut dapat berdampak negatif pada perusahaan teknologi terkemuka seperti Samsung dan SK Hynix yang beroperasi di China.

Melansir data dari Institut Kebijakan Ekonomi Internasional Korea pada bulan Februari, chip memori Korea Selatan memegang pangsa pasar terbesar di China. Negara ini juga merupakan salah satu pemasok wafer silikon terbesar kedua setelah Jepang.

Sementara Departemen Perdagangan AS belum memberikan tanggapan, Kementerian Perdagangan Korea Selatan tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Tindakan ini merupakan langkah lanjutan dari AS untuk menghambat kemajuan teknologi China, sebagai bagian dari upaya mereka untuk mempersempit akses ke pasar China. Langkah serupa telah ditempuh sebelumnya, termasuk dengan pengaturan ketat kontrol ekspor pada pengiriman chip kecerdasan buatan (AI) dan peralatan pembuat chip dari perusahaan AS sejak tahun 2022, termasuk produk dari perusahaan chip terkemuka seperti Nvidia.

Sebagai tambahan, pada tahun 2019, Presiden Donald Trump telah mengeluarkan larangan terhadap pengiriman produk dari perusahaan AS ke Huawei tanpa izin ekspor yang sesuai.

Komentar