Putus Tren Negatif, Efek Powell Reda, BI Akui Intervensi Rupiah Tipis-tipis

JurnalPatroliNews – Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa rupiah telah bergerak sesuai mekanisme pasar pada hari ini, Kamis (9/3/2023), setelah sebelumnya mengalami guncangan akibat pernyataan dari Gubernur The Fed Jerome Powell.

Gejolak rupiah hari ini dipengaruhi oleh pernyataan Gubernur The Fed Jeremy Powel yang sangat hawkish menyebabkan pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan 50 basis points (bps) Fed Fund Rate-nya di FOMC bulan Maret tepatnya di minggu depan, dari ekspektasi sebelumnya yang hanya 25 bps.

Edi Susanto, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, menuturkan bahwa bank sentral hari ini masuk ke pasar hanya sekedar ‘smoothing’ saja, karena pasokan dan permintaan dolar AS telah bergerak sesuai mekanisme pasar.

“BI hanya sekedar smoothing saja masuk pasarnya. Very small amount,” ungkapnya kepada rekan media, dikutip Kamis (9/3/2023).

Betul saja, nilai mata uang rupiah akhirnya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup di posisi Rp 15.420/US$1. Rupiah menguat tipis 0,06%.

Penguatan ini memutus tren negatif rupiah yang melemah dalam dua hari sebelumnya. Pada Selasa dan Rabu (7-8/3/2023), rupiah ambruk 0,92%. Rupiah melemah dalam dua hari sebelumnya karena pelaku pasar khawatir dengan kemungkinan bank sentral AS (The Fed) yang akan tetap agresif.

Puncaknya, kemarin (8/3/2023), BI memutuskan masuk pasar di pasar spot maupun Derivatives Non Deliverable Forward (DNDF), untuk memastikan supply demand valas berjalan dengan baik.

Komentar