Sindir Inggris dan AS, China: Mereka Paling Vokal Terhadap Kemanusiaan Ternyata Pembunuh Paling Mematikan

Rekam jejak AS tidak kalah mengejutkan. Selama 20 tahun terakhir, AS meluncurkan lebih dari 90.000 serangan udara ke negara-negara termasuk Afghanistan, Irak dan Suriah, merenggut sebanyak 48.000 nyawa warga sipil. Petani yang memanen di ladang, anak-anak yang bermain di jalanan, keluarga yang melarikan diri dari perang, dan penduduk desa yang bersembunyi di dalam gedung, semuanya menjadi target pasukan AS.

“Lebih buruk lagi, alih-alih merenungkan kekejaman mereka, Inggris dan AS mencoba segala cara untuk menangkis kesalahan,” kata Wang.

Menurut laporan media, Undang-Undang Operasi Luar Negeri 2021 yang diperkenalkan oleh Parlemen Inggris melindungi tentara Inggris yang melakukan penyiksaan dan kejahatan serius lainnya di luar negeri dari penuntutan dan menghambat upaya untuk meminta pertanggungjawaban pelaku sepenuhnya.

“Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim telah melakukan penyelidikan ekstensif terhadap tindakan tentara Inggris di Afghanistan dan Irak, tetapi 90 persen dari dugaan kejahatan perang tidak diselidiki,” kata Wang.

Sebelumnya, kata Wang, pemerintah AS memberikan sanksi kepada pejabat ICC yang telah menyelidiki kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh pasukan AS dalam perang di Afghanistan.

“Ini adalah faktanya. Mereka yang paling vokal membela hak asasi manusia ternyata adalah pembunuh paling mematikan dari warga sipil tak berdosa; dan mereka yang paling gigih menyerang kondisi hak asasi manusia negara lain adalah orang-orang yang harus ditempatkan di dermaga hak asasi manusia,” kata Wang.

Wang kemudian mendesak dilalukannya penyelidikan internasional menyeluruh terhadap kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia Inggris dan AS,menegakkan keadilan bagi para korban yang tidak bersalah dan melindungi orang-orang di seluruh dunia dari lebih banyak intimidasi dan kekejaman.

Komentar