‘Bisa Jadi Bom Waktu’ , Erick Thohir Cemas, 65℅ Dana Pensiun Di Tubuh BUMN ‘Sakit’

JurnalPatroliNews – Jakarta – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang mengusut dana pensiun (dapen) perusahaan pelat merah yang bermasalah. Menteri BUMN Erick Thohir mencemaskan hal itu akan menjadi bom waktu ketika mengalami gagal bayar satu atau dua tahun ke depan seperti kasus Jiwasraya.

Erick menyebut, sebanyak 65% dapen BUMN dalam kondisi ‘sakit’. Salah satu masalah yang sudah muncul dan terdeteksi adalah telah terjadinya defisit kecukupan dapen BUMN atau unfinded sebesar Rp 9,8 triliun pada tahun 2021.

“Kita melihat lampunya sudah mulai kuning, jangan sampai enam atau tujuh bulan lagi tiba-tiba ada isu, padahal ini kasus lama, dan bukan hasus baru. Kita akan fokus perbaiki ini,” kata Erick dalam Rapat Terbatas dengan Komisi VI DPR RI belum lama ini.

Erick mengatakan defisit dana pensiun yang dikelola oleh perusahaan BUMN totalnya hampir Rp 10 triliun atau lebih tepatnya Rp 9,8 triliun.

“Ini ada defisit Rp 9,8 triliun tahun 2021, dan ini sangat besar. Ini terdiri dari mayoritas BUMN, di mana 35 persen sehat, dan sisanya belum sehat,” lanjut dia.

Menurutnya, kondisi dapen BUMN merupakan salah satu isu terbesar yang menjadi beban yang perlu diselesaikan kementerian.

“Kita sudah hampir setahun lebih, jangan sampai isu Jiwasraya-Asabri kita lengah di dana pensiun BUMN sendiri, karena memang Undang-Undangnya seluruh dana pensiun ini kan dikelola oleh masing-masing dana pensiun perusahaannya, yang akhirnya kontrol dan konsolidasinya ini saya takut di kemudian hari menjadi bom waktu,” tutur Erick.

Sementara itu, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan pihaknya tengah melakukan penelusuran terhadap dapen BUMN. Pria yang akrab disapa Tiko ini mengatakan, pihaknya sedang melihat potensi kerugian investasi seiring dengan laporan para nasabah terutama untuk BUMN yang mencatatkan rasio kekayaan di bawah 100%.

“Kita sekarang petakan berapa yang underfunded dan programnya seperti apa sambil kita melihat kalo ada kerugian-kerugian investasi,” kata Tiko.

Penyebab Dapen BUMN Bermasalah

Menurut Erick, akar masalah dana pensiun BUMN karena selama ini dikelola oleh murni pensiunan BUMN dan bukan personal yang kompeten dibidangnya. Sehingga, pihaknya melakukan pembenahan sejak September 2022 untuk menjalankan uji tuntas, yang mana dana pensiun hatus dipimpin oleh Direktur Keuangan dan Direktur SDM masing-masing BUMN.

“Jadi ada peran serta BUMN sendiri. Bukan dikelola oleh murni pensiunan, sehingga tidak ada profesionalisme yang nantinya akan bermasalah di kemudian hari,” sebutnya.

Erick menyebut, pihaknya sudah mengeluarkan petunjuk teknis untuk uji tuntas dapen ini di bulan Oktober 2022 lalu. Serta melakukan sosialisasi kepada seluruh pendiri dana pensiun. “Kemarin kita juga sosialisasi mengajak KPK kemarin.

Untuk mengingatkan bahwa ini menajdi hal yang krusial,” ucapnya.

Erick menambahkan, Kementeriannya saat ini sedang menyusun petunjuk teknis di bulan Februari hingga Maret 2023, sehingga memiliki buku biru terkait pengeluaran dapen benar.

“Karena jangan sampai kembali lagi investasi yang dilakukan dapen ini investasi bodong lagi. Ini selalu muter di situ-situ saja. Masing-masing BUMN menyusun rencana road map penyehatan keuangan,” jelasnya.

Kejagung Endus Dugaan Korupsi DP4 Pelindo

Komentar