BMKG Peringatkan Efek Kemarau Ekstrem, Ikagi: Produksi Guna Nasional Akan Terkena Dampaknya!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memprediksi, musim kemarau di Indonesia tahun ini akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Hal ini adalah dampak dari fenomena El Nino, yang menyebabkan kekeringan ekstrim.

Aris Toharisman, Ketua Umum Ikatan Ahli Gula (Ikagi), mengungkapkan, kekeringan ini akan menghambat pertumbuhan tanaman tebu, yang saat ini masih berumur di bawah 6 bulan.Tentunya, ini akan membuat Produksi gula Nasional, bakal terkena dampaknya.

El Nino bisa menekan produktivitas tanaman tebu yang masih muda, yang di bawah 6 bulan. Produktivitasnya KAN terhambat,” ungkapnya, Senin (8/5/23).

“Efeknya bisa ke produksi gula nasional tahun ini dan tahun depan. Kan musim giling sampai Oktober,” sambung Aris.

Namun demikian, Aris menyebut, fenomena EL Nino ini, di satu sisi bisa membantu produksi gula pada tahun ini.

“Rendemen akan naik sekitar 1%, tahun ini bisa 7,5-8%. Produksi tebu bisa 36 juta ton. Estimasi saya, produksi gula tahun ini naik ke 2,55 juta ton. Itu maksimal,” ujarnya.

Ia menambahkan, proyeksi tersebut, sedikit lebih rendah dibandingkan ekspektasi Pemerintah yang mencapai 2,6 juta ton gula tahun ini.

“Karena sebenarnya, luas lahan tebu kita itu nggak banyak nambahnya. Saat ini, luas lahan tebu Nasional sekitar 470 ribu ha. Jadi dampak penambahan luas lahan ke produksi itu sedikit, yang paling berperan itu rendemen yang naik,” tambahnya.

“El Nino ini di satu sisi bagus menaikkan rendemen. Tapi, jangan terlalu panjang karena bisa juga mengganggu produksi gula nasional. Terutama tanaman tebu yang masih muda, yang umurnya di bawah 6 bulan. Produktivitasnya bisa terganggu jika terlalu kering,” tandanya.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional, memproyeksikan, impor gula tahu ini bakal turun hingga tak sampai 1 juta ton. Dengan espektasi konsumsi gula Nasional tahun ini 3,4 juta ton (gula konsumsi), dan produksi diharapkan mencapai 2,6 juta ton.

Komentar