BNPB Bekerja sama dengan Universitas Tadulako Tanam 5.000 Bibit Terumbu Karang di Kawasan Teluk Palu Pulihkan Ekosistem Pantai Pascatsunami

Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Pendampingan Untad Yutdam Mudin, S.Si., M.Si. menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah di mulai sejak Mei dan akan berakhir di November. Menurut Yutdam, masa krusial dalam program ini adalah paska tanam, dimana bibit terumbu karang rawan mati. Oleh sebab itu, pihaknya terus fokus memonitor pertumbuhan setiap periode tertentu. 

“Kegiatan pendampingan sudah dimulai sejak tanggal 24 Mei dan akan berakhir pada tanggal 19 November 2021. Namun demikian, transplantasi terumbu karang di 2 lokasi dengan 5.000 bibit terumbu karang yang mengikat di 1.100 balok beton telah rampung dikerjakan,” jelas Yutdam. 

Ia menambahkan bahwa sisa waktu dalam beberapa bulan sampai berakhirnya kegiatan akan dilakukan pemantauan bibit. Pemantauan bertujuan untuk memastikan bibit terumbu  karang dapat melewati masa adaptasi di lingkungan yang baru. 

Ketua LPPM Untad, Dr. Ir. M. Rusydi H., M.Si. mewakili Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan dan Kerja sama mengatakan bahwa program kegiatan kerja sama antara BNPB dan Unitad ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat terdampak bencana dan agar dilanjutkan tidak berhenti setelah program pendampingan ini usai. 

Sementara itu, Pemerintah daerah yang diwakili oleh Sekretaris BPBD Provinsi Sulawesi Tengah mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kegiatan tersebut  kepada BNPB dan Untad serta  akan melakukan pengawalan lanjutan dari program BNPB tersebut. 

Sejauh ini BNPB telah memberikan 7.400 bibit terumbu karang untuk pemulihan ekosistem pascabencana di Sulawesi Tengah. Pada 2020 lalu, total bibit ditanam berjumlah 2.400, sedangkan pada tahun ini sebanyak 5.000 bibit.

Pemulihan berbasis masyarakat pada penanaman terumbu karang telah dirasakan oleh warga. Perwakilan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini, Ahmad L. Maliki atau lebih dikenal dengan panggilan Pak Bobi mengatakan bahwa kegiatan penanaman terumbu karang pada tahun 2020 lalu secara perlahan telah memberikan hasil yang positif.

Maliki menyampaikan bahwa ikan-ikan mulai berkumpul kembali karena ekosistemnya perlahan mulai pulih sehingga produktivitas nelayan yang berbasis sumber daya alam berupa tangakapan ikan di sekitar lokasi penanaman mulai meningkat. 

Ekosistem di beberapa kawasan Sulawesi Tengah rusak yang dipicu oleh gempa bumi M7,4 pada 2018 lalu. Gempa bumi yang memicu terjadinya tsunami ini menyebabkan rusak dan hilangnya terumbu karang di kawasan Teluk Palu, yang masuk wilayah Kota Palu dan Kabupaten Donggala. 

Komentar