BNPB Bekerja sama dengan Universitas Tadulako Tanam 5.000 Bibit Terumbu Karang di Kawasan Teluk Palu Pulihkan Ekosistem Pantai Pascatsunami

JurnalPatroliNews – PALU – BNPB bekerja sama dengan Universitas Tadulako (Untad) melakukan penanaman 5.000 bibit terumbu karang di kawasan Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem pantai pascatsunami 2018 lalu. 

Penanaman bibit ini merupakan bagian dari kegiatan pendampingan pemulihan dan peningkatan produktivitas sumber daya alam dan lingkungan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Untad. Kegiatan ini menyasar pada kawasan yang terdampak gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di dua wilayah pantai.

Kedua pantai tersebut yaitu Pantai Mamboro yang berada di wilayah Kelurahan Mamboro, Kecamatan Mamboro Palu Utara, Kota Palu dan Pantai Salumbone di Desa Labuan Salumbone, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala. 

Kegiatan pendampingan pemulihan ekosistem terumbu karang penting karena memiliki dua aspek manfaat, yakni manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Pertama, manfaat secara langsung bagi manusia adalah sebagai tempat ikan yang banyak dikonsumsi manusia dalam bidang pangan dan sebagai potensi pariwisata. Kedua, manfaat tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut serta sebagai sumber keanekaragaman hayati.

Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan Sumber Daya Alam BNPB Dra. Andi Eviana, M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan ini perlu dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah daerah diharapkan agar berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah teknis untuk mengalokasikan dana serta monitoring dan evaluasi bersama BPBD, Untad dan masyarakat agar program dari BNPB ini dapat berlanjut terus. 

“Melalui Pentaheliks bersinergi, diharapkan program pemulihan dan peningkatan rehabilitasi terumbu karang pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi 

dapat dilakukan secara berkesinambungan sebagai upaya mengembalikan kelestarian terumbu karang itu sendiri serta menahan laju perusakan baik kerusakan ekosistem hayati dan non-hayati,” ujar Andi Eviana pada pertemuan laporan kemajuan pendampingan pemulihan sumber daya alam, Rabu lalu (20/10).

Komentar