Heboh..! Dokter Forensik Ini Ungkap Soal Santet, Berikut Kisah Dan Pesannya!

JurnalPatroliNews – Jakarta –Dr Stephanie Renni Anindita SpFM, Dokter ahli forensik, yang sehari-hari membedah mayat, menjadi heboh, setelah ia membagikan pengalaman di Media Sosial (Medsos).

Salah satu hal yang ia bagikan, tentang mayat wanita dengan vagina penuh belatung. Padahal, menurutnya, baru saja jadi mayat. Warganet pun dibuat heboh, lantaran tidak ada unsur penipuan di video itu.

Staphanie pun mengungkapkan dengan transparan, Identitas mayat, lokasi, dan detail kejadian yang dirahasiakan, karena Itu bagian dari etik kedokteran yang wajib dia jaga.

Alhasil, hal-hal mistis dan setengah mistis yang dirinya bagikan, menjadi kesukaan mayoritas masyarakat kita yang masih tradisional, dan mendapat Viewers banyak dan komen yang ramai.

Dr Stephanie kepada pers, pada Jumat, (12/5/23), mengatakan, “Saya enggak punya ‘kelebihan’ dan juga enggak mempelajari metafisika secara khusus. Misalnya mengalami hal seperti itu bisa terjadi? Saya enggak bisa jelaskan secara ilmu pengetahuan.”

Salah satu video Stephanie yang heboh adalah vagina berbelatung. Itu diunggah akun TikTok Stephanie, pada Kamis (27/5/23). Diceritakan, dia bersama tim mendapat tugas autopsi mayat wanita, baru meninggal. Waktu itu dia bertugas sebagai ahli forensik di RS Bhayangkara, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kronologinya, mayat itu ditemukan di kamar kos oleh tetangga si mayat. Dilaporkan polisi, lalu mayat wanita itu dikirim ke RS Bhayangkara. Ditangani tim forensik, termasuk Stephanie.

Pada pemeriksaan awal, tampak tubuh mayat biasa-biasa saja (untuk ukuran ilmu forensik). Tidak ada luka, tanpa tanda-tanda kekerasan pada bagian luar. Bersih. Bisa disimpulkan sementara, wanita itu mati karena sakit. Maka, harus dibedah bagian dalam.

Mendadak, Stephanie melihat ada belatung keluar dari vagina mayat. Satu-dua, lama-lama banyak. Barisan belatung menggeliat-geliat, berdesakan keluar.

“Saking ngerinya, salah satu anggota tim saya muntah-muntah. Saya sendiri kaget, syok melihat itu,” kata Stephanie.

Karena penasaran, Stephanie mencari tahu, lalu mengungkap sekilas tentang wanita itu. Dia adalah simpanan atau gula-gula seorang pejabat. Beberapa bulan sebelum tewas, wanita itu didatangi istri pejabat yang jadi selingkuhan. Mungkin dilabrak.

Usai melabrak, istri pejabat tak datang lagi. Kehidupan wanita simpanan, tetap seperti sehari-hari. Cuma, kesehatannya terus menurun. Sakit-sakitan. Sudah ke dokter dan pengobatan alternatif, tak juga sembuh. Sampai akhirnya meninggal.

Soal Belatung, Stephanie menyimpulkan, sudah ada sejak wanita itu masih hidup. Karena jumlahnya banyak, dan mayat belum dikubur, yang berarti belum bersentuhan dengan tanah.

Stephanie menjelaskan, “Berdasar ilmu kedokteran, itu tak terjelaskan. Mengapa bisa begitu? Bagaimana belatung bisa masuk tubuh manusia? Sebab, belatung hanya bisa hidup pada suhu di bawah 30 derajat Celcius. Lebih dari itu, pasti mati. Sedangkan, suhu tubuh manusia normal rata-rata 36 sampai 37.”

Pesan moral dari unggahan video Stephanie adalah, buat para wanita, hindari jadi simpanan lelaki. Kalau tidak mau seperti mayat itu.

Di unggahan lain, Stephanie mengungkap autopsi mayat seorang pria. Tubuh bagian luar normal. Tanpa tanda bekas tindak kekerasan. Lalu, tim forensik (termasuk Stehapnie) membedah tubuh, meneliti.

Di dalam perut pria itu ada banyak benda-benda ini: Jarum, paku, silet, potongan seng berkarat.

Stephanie juga tak bisa menjelaskan secara medis, mengapa itu bisa terjadi?

Stephanie memaparkan, “Kami tidak bisa menjelaskan, bagaimana caranya barang-barang itu masuk ke sana. Melalui jalur mana? Logikanya, pasti lewat mulut. Tapi, seluruh permukaan dalam usus, sama sekali tidak tergores. Tidak baret-baret. Mulus. Lewat mana lagi?”

Pesan moral unggahan itu: Jangan berkonflik dengan siapa pun. Seandainya terlanjur konflik, segeralah minta maaf. Jangan tunda-tunda. Sayangi semua manusia, siapa pun mereka. Jika tidak, Anda bisa ‘dimasuki’ jarum, paku silet.

Di antara komen warganet ditujukan ke Stephanie, ada kritik, “apakah itu tidak melanggar etik kedokteran?”. Stephanie menjawab, dia sudah berkonsultasi dengan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).

Stephanie: “Dokter tidak dilarang main YouTube. Asal, unggahannya tidak menyesatkan masyarakat, menjaga rahasia pasien dan keluarganya, serta semua unggahan jika terkait ilmu kedokteran harus akurat. Bukan palsu.” Dia selalu taat pada syarat tersebut.

Diketahui, Stephanie kelahiran Jakarta, 20 April 1987. Ia lulus Fakultas Kedokteran dari Universitas Pelita Harapan, Jakarta. Setelahnya, ia mengambil pendidikan dokter spesialis di FK Universitas Diponegoro, Semarang.

Stephanie pernah praktik di RS Bhayangkara DIY. Namun, dia lebih suka mengajar. Dan kini, dia adalah dosen tidak tetap di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta.

Stephanie, menjadi seorang YouTuber atas desakan teman-teman. Awalnya, dia cuma cerita kepada teman tentang pengalaman-pengalaman unik itu. Trus, didesak teman agar itu ditampilkan di medsos agar masyarakat beroleh manfaat. Sehingga, selain mengunggah di YouTube, ia juga kini membagikannya di TikTok.

Inti kisah dr Staphanie adalah Santet, yang sebagian masyarakat percaya, sebagian lain tidak. Ini menjadi heboh, karena pengungkapnya Dokter ahli forensik, yang mengungkapkan pengalaman ketika bertugas bersama tim.

Stephanie seolah ingin menyampaikan, santet itu ada. Hasilnya sudah dia lihat. Tapi dia tidak bisa menjelaskan secara medis.

Menurutnya, santet itu tindak kejahatan, penganiayaan, dan pembunuhan. Tak terjangkau ilmu hukum, sehingga tidak masuk hukum pidana. Pelakunya pun tidak bisa dipidana.

Maka dari itu Ia berpesan, Jangan sok-sokan, cari musuh. Sebab, kalau disantet, penyantetnya tidak bisa dihukum.

Komentar