Napak Tilas Soekarno ke Ende, BPIP Akui Ende Sebagai Rahimnya Indonesia

JurnalPatroliNews – NTT,-  Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Tengah (NTT) tepatnya di Kabupaten Ende, Jum’at, (10/12/2021).

Selain disebut sebagai Kota Pancasila Ende Juga disebut sebagai rahimnya Indonesia, lantaran Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia yang dirumuskan oleh Bung Karno saat diasingkan.

Dalam kunjungan kerjanya BPIP melakukan Napak Tilas Bung Karno di Ende dipimpin langsung Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D.

Dalam napak tilasnya dirinya menceritakan sejarah penjajahan sejak ratusan tahun akibat tidak memiliki teknologi militer sehingga Indonesia mengalami kemiskinan, terbodohkan, tersakitkan.

“Tetapi kita berhasil proklamasi di tengah Perang Dunia Ke-2, dengan teknologi militer dan dapat mempersatukan semua elemen bangsa tanpa berdarah yang salah satu tonggaknya Kota Ende”, tegasnya.

Yang pertama BPIP mengunjungi pelabuhan Ende yang merupakan tempat tiba Bung Karno dengan Bu Inggit, Bu Amsi sama anak angkatnya Ratna Djuamdi karena Ende merasa sudah ujung dunia.

Selanjutnya BPIP juga mengunjungi tempat lapor diri di tempat militer Belanda yang bangunannya masih utuh dan asli.

Tidak hanya itu rombongan BPIP mengunjungi Rumah Pengasingan pada tahun 1934-1938.

Dalam kesempatan tersebut Kepala BPIP juga sempat shalat hajat di tempat shalat yang biasa digunakan Bung Karno saat diasingkan.

Selain rumah pengasingan BPIP juga mengunjungi tempat teater milik Group Bung Karno, Biara dan Melakukan ziarah ke makam Almarhumah Bu Amsi.

“BPIP sebagai Badan ditugaskan untuk menjaga Pancasila. Di Ende ini menjadi berpikir bagaimana membangun Negara Indonesia dengan pondasi Pancasila yang kuat”, paparnya.

Dalam napak tilasnya dalam waktu satu hari itu BPIP kemudian melakukan dialog dengan tokoh masyarakat, pemerintah, tokoh agama, tokoh akademisi, media dan dunia usaha di Taman Pancasila tepatnya dibawah pohon sukun dan mengunjungi Pondok Pesantren Wali Sanga.

Komentar