Antonius Benny Susetyo: NU Memerlukan Kepemimpinan yang Dapat Membaca Tanda Zaman

Dalam Webinar yang dihadiri oleh lebih dari 400 orang partisipan secara Daring itu Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP menyatakan bahwa NU kedepannya akan menghadapi banyak tantangan dan karenanya Siapapun yang nanti akan memimpin NU dia harus mampu membaca sekaligus menjawab tanda tanda zaman.

Benny memberi contoh dalam Kepemimpinan KH.Abdurrahman Wahih atau Gusdur dimana pada ujung pemerintahan Order Baru dalam menghadapi Kerepresifan dan Kediktatoran Presiden Suharto, Gusdur Mampu membangun tatanan masyarakat sipil melalui pembuatan dan pengkoordinasian NGO-NGO, serta mampu memupuk para generasi muda hingga dapat menjadi tokoh tokoh besar yang berperanpenting pada kemajuan tidak hanya umat Islam tetapi Bangsa Indonesia seluruhnya. Visi yang luar biasa Ini membuat nama Gusdur harum tidak hanya dikancah dalam negeri tetapi Juga dunia.

Dalam Masa Pandemi Sistem sistem dan kekuatan besar telah banyak yang tumbang dan runtuh, hendaknya NU dapat mengambil kesempatan ini dengan memperkuat diri dalam dunia digital, sekaligus melakukan konsoidasi dengan berbagai unsur masyarakat untuk dapat saling membantu dan bersatu untuk menjaga rasa persatuan di Indonesia, hal ini dibutuhkan karena pada era digital sekat sekat Negara dan wilayah telh runtuh hingga berbagai macam paham atau ideology dapat masuk dan merusak tatanan masyarakat, opini dapat mudah dan cepat dibangun dalam media social hingga dapat mudah merusak suatu sistem yang telah lama tertata ini dibuktikan dalam kasus arab spring.

Kemampuan persuasi dalam era digital merupakan hal yang utama dimiliki oleh mereka yang ingin bertahan dan berkembang termasuk NU dan Pemimpinnya karenanya NU perlu memenuhi ruang publik dan ruang digital dengan berita berita dan informasi tentang NU hingga NU dapat tetap menjadi jangkar Perdamaian Negara bahkan lebih jauh jangkar perdamaian dunia

Komentar