Tanggapan Atas Tanggapan Dari Artikel “Serangan Membabi-buta Dari Ahok: Jokowi dan Gibran Tidak Bisa Kerja?”

Oleh: Andre Vincent Wenas

JurnalPatroliNews – Jakarta – Tulisan saya kemarin yang berjudul “Serangan Membabi-buta dari Ahok: Jokowi dan Gibran Tidak Bisa Kerja?” rupanya mendapat banyak tanggapan positif, tapi tak sedikit juga yang negatif.

Saya diminta untuk menanggapi keduanya. Kepada yang tanggapannya positif tentu mudah. Terima kasih.

Harapan mereka juga agar Ahok bisa mewarnai PDIP ke dalam. Membersihkan partai besar itu dari virus korupsi yang sudah terlanjur merajalela di tubuh parpol itu.

Bukan dengan merangkai berbagai alasan yang terkesan “melarikan diri” dan terlalu dibuat-buat dari pernyataannya yang – maaf – ngawur kemarin itu.

Kepada yang menanggapinya secara negatif, saya juga menghaturkan banyak terima kasih. Banyak-banyak terima kasih telah membaca tulisan itu dan sekaligus mengritisinya. Artinya Anda peduli, untuk itu – sekali lagi – beribu terima kasih.

Mereka juga meminta agar saya melihat video Ahok yang utuh, jangan yang sudah diedit. Hmm… sesungguhnyalah saya sudah berulang kali menonton video percakapan Ahok dengan Oma itu. Tak ada yang dipotong dan tak ada yang diedit.

Sama seperti kebanyakan pengagumnya, saya sendiri mulanya tidak percaya dengan omongan Ahok itu. Sempat melongo, lho kok gitu ya narasinya. “Emang Pak Jokowi dan Gibran bisa kerja?” Waduh.

Tapi ternyata pernyataan negatif terhadap Jokowi itu tak berhenti sampai disitu. Selanjutnya Jokowi pula yang diposisikan tertuduh dengan mengatakan Ahok sebagai faktor pengganjal terpilihnya lagi Jokowi. Bahkan Jokowi dituduh sebagai biang kerok sampai ia masuk bui. Waduh lagi.

Rasanya tak perlu lagi berbantah-bantahan. Semuanya terlalu jelas.

Sehingga yang tersisa adalah: Ahok hanya perlu minta maaf pada Pak Jokowi dan Gibran atas pernyataannya itu.

Saya yakin mereka berdua (Jokowi dan Gibran) punya jiwa besar dan maklum dengan posisi Ahok sekarang sebagai pertugas partai yang baik.

Kita semua bisa memahami itu.

Saat ini bangsa Indonesia sedang mencari penerus Pak Jokowi, untuk melanjutkan program-program pembangunan yang telah dengan baik dikerjakannya.

Biarkanlah Pak Prabowo dan Gibran mengakselerasi itu semua, demi demi memanfaatkan peluang (window of opportunity) di tiga masa kepemimpinan kedepan.

Ini pertaruhan yang terlalu besar untuk disia-siakan. Bangsa Indonesia bakal berterima kasih pada Pak Jokowi, saat semua hiruk pikuk ini berlalu.

Keheningan memberi kesempatan pada kita semua untuk berpikir jernih. Semoga Pak Ahok selalu sehat dan teruslah membereskan internal PDIP dari dalam.

Komentar