SBY Resah Soal Pemilu, Ini Pendapatnya Soal Pilpres Di Indonesia

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI ke-6, mengunggah tulisan di akun X, terkait dampak tiga pemilu yang akan terjadi di Dunia tahun ini, termasuk Pilpres Indonesia.

Selain Indonesia, Taiwan akan melaksanakan pemilu di bulan Januari dan Amerika Serikat (AS) pada November mendatang. Menurut SBY, gelaran pemilihan Presiden tersebut, bakal berdampak pada kondisi Geopolitik dan Keamanan di Asia.

SBY mencontohkan, hubungan China dan Taiwan yang makin memanas beberapa waktu terakhir. Andai Presiden Taiwan terpilih nanti adalah sosok bergaris keras dan anti-China, maka ketegangan keduanya bisa kian meningkat.

“Jika Presiden Taiwan yang baru adalah sosok yang bergaris keras dan sangat anti Tiongkok, ketegangan Tiongkok – Taiwan akan makin meningkat,” ujar SBY, dikutip Minggu (7/1/24).

Begitu juga dengan Presiden AS mendatang, jika nantinya Ia juga anti unifikasi kedua wilayah itu, pastinya bisa berdampak pada hubungan Taiwan-China.

“Demikian juga, jika Presiden Amerika Serikat pasca Pilpres 2024 juga sosok yang bergaris keras dan sangat anti “unifikasi Tiongkok – Taiwan” yang makin diagendakan oleh pemimpin Tiongkok saat ini, maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia,” ucapnya.

“Sebaliknya jika baik Presiden Amerika Serikat dan Presiden Taiwan yang baru nanti lebih bergaris moderat dan bersedia untuk memasuki wilayah “take and give”, kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang,” sambung SBY.

Sementara, SBY menilai Indonesia sebagai kekuatan regional dan pemain global. Presiden yang akan terpilih, bisa menentukan masa depan kawasan tersebut.

Ia menyebut, konflik Asia Tenggara dan Asia Timur, bisa dicarikan solusi dan menghindari dampak besar di masa depan.

“Agar konflik apapun yang terjadi di Asia Timur dan tentunya Asia Tenggara dapat dicarikan solusi yang lebih “damai” sehingga tidak terjadi malapetaka di kawasan Asia bahkan di dunia, yang bakal memporak-porandakan perdamaian dan keamanan internasional,” tandasnya.

Komentar