Alasan Seluruh Vaksin Corona Mustahil Gratis di RI

JurnalPatroliNews – Jakarta, Pemerintah telah mendatangkan vaksin corona ke dalam negeri. Namun, tidak semua vaksin diberikan secara cuma-cuma alias gratis kepada masyarakat.

Menteri BUMN Erick Thohir beberapa kali menjelaskan terdapat usulan 2 jenis vaksin covid-19. Meliputi, vaksin gratis yang merupakan bantuan pemerintah dan vaksin mandiri.

Rinciannya, vaksin gratis diberikan kepada tenaga kesehatan dan masyarakat golongan kurang mampu sesuai data Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Sementara, vaksin mandiri ditujukan bagi kelompok masyarakat mampu.

Erick yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua IV dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), menjelaskan alasan tidak semua vaksin covid-19 diberikan gratis lantaran mempertimbangkan kondisi keuangan negara.

Ia mengatakan APBN sudah terkuras untuk penanganan dampak covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Dalam hal ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp695,2 triliun.

Menurutnya, dalam kondisi pandemi covid-19 ini suka tidak suka, semua elemen harus gotong royong, mulai dari pemerintah, masyarakat hingga kalangan pengusaha.

“Kami sangat mengharapkan masyarakat yang memiliki uang bisa membantu keuangan negara dengan melakukan vaksinasi mandiri alias tidak gratis,” kata Erick dalam orasi ilmiah di Universitas Padjadjaran, Jumat (11/9) lalu.

Bahkan, Erick mengaku telah berbincang dengan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Kadin Indonesia. Menurutnya, pengusaha mengaku siap untuk membantu karyawan mereka mendapatkan vaksin secara mandiri.

“Kemarin kami ketemu Kadin Indonesia bicara vaksin mandiri sejak awal, anggota Kadin bilang kami siap bantu pegawai mereka, selama ini mereka sudah kontribusi bekerja dan produksi hasil dan saatnya bantu mereka, memang hal-hal ini tidak bisa dibandingkan apel dan apel (apple to apple),” ucapnya belum lama ini.

Sementara itu, untuk vaksin covid-19 yang telah didatangkan yakni sebanyak 1,2 juta dari Sinovac pada Minggu (6/12) lalu merupakan vaksin bantuan pemerintah. Artinya, seluruh vaksin asal China tersebut diberikan gratis.

Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang mengatakan jika vaksin covid-19 asal Sinovac tersebut akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.

Rencananya, vaksin covid-19 untuk golongan mandiri akan didatangkan pada kloter berikutnya pada bulan ini sebanyak 1,8 juta dosis. Dengan demikian, total vaksin covid-19 yang akan tiba pada pengujung 2020 sebanyak 3 juta dosis.

“Sedangkan yang akan datang kemudian, sebagian ditujukan untuk vaksin mandiri. Vaksinasi akan dilakukan sesudah mendapatkan izin BPOM dan MUI dan rencananya akan tiba di Januari tahun depan,” ucap Erick.

Hitung-hitungan Harga Vaksin

Hingga saat ini, pemerintah belum menetapkan harga vaksin covid-19 untuk setiap dosisnya. Namun, Erick pernah menyampaikan harga vaksin covid-19 bisa mencapai US$5, US$8, hingga U$S20 bergantung biaya penemuan vaksin, kapasitas produksi, dan lain sebagainya.

Sementara itu, PT Bio Farma (Persero) pernah menyampaikan harga vaksin corona di kisaran Rp72.500- Rp145 ribu. Namun, belum lama ini harga vaksin covid-19 yang diusulkan Bio Farma naik menjadi Rp200 ribu per dosis.

Dengan angka tersebut, jika asumsi penduduk Indonesia pada 2020 sebanyak 268 juta maka anggaran penyediaan vaksin covid-19 sebagai berikut (asumsi kurs Rp14.132 per dolar AS):

Harga vaksin US$5 atau Rp70.660 dikali 268 juta orang, anggarannya sebesar Rp18,93 triliun
Harga vaksin US$8 atau Rp113.056 dikali 268 juta orang, anggarannya sebesar Rp30,29 triliun
Harga vaksin US$20 atau Rp282.640 dikali 268 juta orang, anggarannya sebesar Rp75,74 triliun
Harga vaksin Rp200 ribu dikali 268 juta orang, anggarannya sebesar Rp53,6 triliun

Dengan catatan, anggaran tersebut berdasarkan perhitungan setiap orang mendapatkan satu dosis vaksin covid-19. Namun, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir pernah mengatakan jika setiap orang membutuhkan 2 dosis vaksin covid-19.

Dengan asumsi setiap orang mendapatkan 2 dosis vaksin covid-19, maka anggarannya bertambah menjadi sebagai berikut:

Harga vaksin US$5 atau Rp70.660 anggarannya sebesar Rp37,86 triliun
Harga vaksin US$8 atau Rp113.056 anggarannya sebesar Rp60,58 triliun
Harga vaksin US$20 atau Rp282.640 anggarannya sebesar Rp151,48 triliun
Harga vaksin Rp200 ribu, anggarannya sebesar Rp107,2 triliun

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku menyiapkan anggaran Rp60,5 triliun untuk pengadaan dan distribusi vaksin covid-19 pada 2021 mendatang. Anggaran ini, merupakan lanjutan dana pengadaan vaksin dari Sinovac yang baru masuk sebanyak 1,2 juta dosis.

“Total anggaran kesehatan mencapai Rp169,7 triliun (untuk 2021), di mana untuk pengadaan vaksin dan penanganan covid-19 sebesar Rp60,5 triliun,” terang Ani, sapaan akrabnya saat konferensi pers virtual terkait kedatangan vaksin covid-19.

Namun, tidak semua dana tersebut digunakan untuk pengadaan vaksin. Secara rinci, Ani menjelaskan alokasi untuk pengadaan vaksin covid-19 lanjutan senilai Rp18 triliun.

Sisa dana lainnya akan digunakan untuk antisipasi imunisasi dan program vaksinasi sebesar Rp3,7 triliun dan pengadaan sarana dan prasarana laboratorium vaksin Rp1,3 triliun.

Dengan membandingkan data perhitungan biaya pengadaan vaksin covid-19 dan anggaran yang disiapkan oleh pemerintah, bisa disebut mustahil jika vaksin covid-19 digratiskan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dana yang disiapkan khusus untuk pengadaan vaksin covid-19, sebesar Rp18 triliun, hanya mampu menggratiskan vaksin covid-19 kepada seluruh masyarakat dengan asumsi harga paling rendah, yakni US$5 atau Rp70.660 per dosis.

(cnn)

Komentar