Stafsus Presiden: Jokowi Beli Noken di Papua Bukan Pencitraan Tapi Cinta

Coba jelaskan, gunakan teori ekonomi, sosial, politik, teknik atau matematik, kenapa anda jatuh cinta sama cewek atau cowok pujaan anda? Tidak bisa kan? Karena memang rasa cinta tidak ada kerangka berpikir rasionalnya, ini adalah masalah rasa dan perasaan,” jelas Billy.

Billy juga mengingat pesan Jokowi soal pentingnya belajar dan bekerja keras.

“Pesan itu terus saya pegang, bahwasanya pemimpin adalah pemimpin yang melayani, dan rasa cinta adalah dasarnya, fondasi, kekuatan dan sumber energi untuk melakukan pelayanan itu, walaupun kita dicibir, difitnah, dengan rasa iri dan dengki,” ujar Billy.

Jokowi, menurut Billy, sangat percaya perubahan terutama bila didorong anak muda. Jokowi ingin anak muda Papua terlibat penuh dalam proses pembangunan.

Beliau lakukan dalam aksi nyatanya yang getol mendorong INPRES NO. 9 Tahun 2020, tentang percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat, yang nafasnya adalah Pembangunan Manusia Papua,” tambah Billy sembari menirukan pesan dari Jokowi.

Jokowi dan rombongan sempat singgah di Pasar Noken Taman Imbi kota Jayapura pada Sabtu (13/11). Jokowi saat itu baru saja menyaksikan pertandingan Judo Peparnas ke-16 Papua di Gor Trikora Jayapura

Berdasarkan keterangan tertulis dari Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Jokowi saat itu diagendakan akan menuju Gor Cendrawasih untuk menyaksikan olah raga cabang Bulu Tangkis. Namun saat melintas di Pasar Noken Taman Imbi, Presiden dan rombongan menghentikan kendaraannya.

Di pasar tersebut, Jokowi dan rombongan membeli sejumlah Noken dan beberapa kerajinan khas Papua.

Para mama yang berjualan di pasar tersebut pun mengaku senang, Presiden Jokowi mampir dan berbelanja di sana. Apalagi rombongan Presiden termasuk anggota Paspampres juga ikut membeli tas khas Papua tersebut dan langsung memakainya.

Tampak mendampingi Presiden Jokowi antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pemuda dan Olah Raga Zainudin Amali, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

(mit/red)

Komentar