Makan Siang Gratis Prabowo Disoroti Lembaga Asing, Ini Alasannya?

JurnalPatroliNews – Jakarta, – Nikkei, Media Jepang, menyoroti Program Prabowo Subianto soal  makan siang dan susu gratis, dalam artikel bertema ‘Prabowo’s Free Lunch Plan Would Bite Into Indonesia’s Budget, Analysts Warn’. Hal ini seiring dengan keunggulan Prabowo dalam Quick Qount (penghitungan suara cepat) lembaga survey, dan Real Count KPU, pada Pilpres 14 Februari 2024 lalu.

Lembaga dunia seperti Fitch Ratings dan Moody’s, sontak memberikan analisis mereka terkait artikel yang diterbitkan Nikkei, media Jepang tersebut.

“Kami yakin risiko fiskal jangka menengah telah meningkat, mengingat beberapa janji kampanye Prabowo, termasuk program makan siang dan susu gratis di sekolah yang dapat menghabiskan biaya sekitar 2% PDB setiap tahunnya,” tulis Fitch Ratings, dilansir Senin (4/2/24).

“Pernyataan Prabowo bahwa Indonesia dapat mempertahankan rasio (hutang terhadap PDB) Pemerintah yang jauh lebih tinggi, juga menunjukkan risiko terhadap proyeksi fiskal dasar kami,” lanjut Fitch Ratings.

Sementara, Moody’s Investors Service menyampaikan kecemasannya. Anushka Shah, Wakil presiden dan pejabat kredit senior lembaga itu, menyebut soal anggaran Indonesia bila program ini dijalankan.

“Jika diterapkan, hal ini akan menandai perbedaan dari rekam jejak panjang Indonesia dalam hal keuangan anggaran dan rasio utang yang dikelola secara konservatif,” ucapnya dalam sebuah pernyataan.

“Pada saat ini, implikasi terhadap kelayakan kredit Indonesia adalah netral, meskipun kami akan sangat memperhatikan komposisi parlemen untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan dan implementasi reformasi,” tambahnya.

Untuk diketahui, program yang dijadwalkan Prabowo ini, akan berjalan hingga tahun 2029 dan membutuhkan dana hingga Rp 450 triliun. Bahkan, perwakilan tim kampanye Prabowo mengungkapkan, Pemerintahannya membutuhkan anggaran sebesar Rp 100 triliun hingga Rp 120 triliun untuk implementasi program ini pada tahun pertama.

Komentar