Rusia Tiba-tiba Setop Ekspor BBM, Kenapa..?

JurnalPatroliNews – Rusia – Rusia telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan ekspor bahan bakar selama enam bulan ke depan, dimulai dari 1 Maret mendatang. Keputusan ini datang sebagai respons terhadap kekurangan yang sedang dialami negara tersebut dalam pasokan minyak bensin.

Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin, telah menyetujui langkah ini sebagai bagian dari strategi untuk mengatasi lonjakan harga dan kekurangan pasokan di pasar dalam negeri. Larangan ekspor ini sebenarnya telah diterapkan tahun lalu untuk mengatasi masalah serupa.

Menurut laporan dari media Rusia, RBC, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak telah mengajukan proposal pembatasan ekspor pada tanggal 21 Februari. Proposal tersebut mengindikasikan bahwa permintaan bahan bakar di pasar domestik akan meningkat seiring dengan perubahan musiman.

“Untuk mengimbangi permintaan produk minyak bumi yang berlebihan, perlu diambil langkah-langkah untuk membantu menstabilkan harga di pasar domestik,” kata Novak seperti dikutip dalam proposalnya dikutip Al Jazeera, Rabu (28/2/24).

Meskipun larangan ekspor sebelumnya pernah diberlakukan menjelang musim dingin pada bulan September, hal ini tidak cukup untuk menangani lonjakan permintaan yang biasa terjadi pada musim dingin.

Selain itu, keputusan ini juga mencerminkan upaya Kremlin untuk mengendalikan harga bahan bakar menjelang pemilihan presiden yang akan datang pada 15-17 Maret.

Rusia, yang merupakan salah satu produsen terbesar bensin di dunia, telah mengekspor sejumlah besar bahan bakar ke berbagai negara. Namun, langkah ini menunjukkan komitmen mereka untuk memprioritaskan kebutuhan domestik di tengah-tengah kelangkaan.

Sebagai contoh, pada tahun 2023, Rusia memproduksi 43,9 juta ton bensin dan mengekspor sekitar 5,76 juta ton. Negara-negara Afrika, termasuk Nigeria, Libya, dan Tunisia, serta Uni Emirat Arab, merupakan beberapa negara penerima utama bahan bakar Rusia.

Selain itu, Rusia juga telah bekerja sama dengan OPEC+ untuk mengurangi ekspor minyak dan bahan bakarnya sebesar 500.000 barel per hari pada kuartal pertama tahun ini, sebagai bagian dari upaya bersama untuk menjaga stabilitas harga di pasar global.

Komentar