Taliban Pakistan: Kekerasan di Wilayah Kesukuan Meningkat, Warga Diseret dan Ditembak di Kepala

Mereka juga berikrar kesetiaan kepada Taliban Afghanistan.

Tetapi setelah dibentuk, TTP melancarkan serangan terhadap Pakistan sebagai negara, dengan sasaran penduduk sipil maupun aparat keamanan. Militer Pakistan membalasnya dan memukul mundur jajaran pentolan TTP ke Afghanistan.

Mereka mendirikan basis di sana sejak 2015 dan melancarkan perang “intensitas rendah” melawan Pakistan.

Ketika kelompok Taliban Aghanistan mulai bergerak menuju Kabul Juli ini, TTP semakin menampakkan diri.

Pemimpin Taliban Pakistan, Noor Wali Mehsud, kepada CNN mengatakan bahwa kemenangan Taliban Afghanistan adalah “kemenangan bagi seluruh umat Muslim”. Dia juga mengeluarkan peringatan kepada Pakistan.

“Pertempuran kami hanya di Pakistan, memerangi pasukan keamanan Pakistan,” katanya.

“Kami berharap bisa merebut wilayah kesukuan di perbatasan Pakistan’ dan menjadikannya sebagai wilayah merdeka.”

Pengamat terorisme di Singapura, Abdul Basit, berpendapat kemenangan Taliban Afghanistan “jelas telah memberikan semangat” kepada TTP.

“Mereka merasa jika Amerika saja kalah di Afghanistan, apa yang dapat diperbuat Pakistan,” jelasnya.

Namun menurut mantan penasihat keamanan nasional Pakistan, sekaligus pensiunan jenderal bintang tiga, Nasir Janjua, TTP merupakan ‘fenomena yang pudar”.

“TTP kehilangan dukungan dalam masyarakat. Narasi mereka memerangi Pakistan karena memihak AS sudah basi sebab AS sudah tak ada lagi di Afghanistan,” katanya.

“Mereka menggencarkan aksi kekerasan demi kelangsungannya sendiri.”

Taliban yang baik, Taliban yang buruk

Selama ini diketahui Pakistan mempunyai hubungan historis yang kuat dengan Taliban di Afghanistan dan mendorong dunia menerima rezim baru di Afghanistan.

Namun Pakistan teah lama memerangi Taliban Pakistan selama lebih dari satu dekade yang memakan korban ribuan warga sipil dan aparat keamanan.

Kerap disebut sebagai strategi Pakistan “Taliban yang baik dan Taliban yang buruk”, Taliban Afghanistan dipandang positif sedangkan Taliban Pakistan dianggap negatif.

Militer telah melancarkan berbagai operasi untuk mengalahkan kelompok militan itu di wilayah kesukuan sehingga ratusan ribu warga terpaksa mengungsi.

Kendati demikian, pemerintah Pakistan juga berusaha mencapai kesepakatan damai dengan berbagai faksi Taliban Pakistan selama bertahun-tahun.

Namun, kehadiran ISIS-K menambah persoalan lagi bagi pihak berwenang.

Di Afghanistan, ISIS-K juga berseberangan dengan Taliban, menuduhnya meninggalkan jalan jihad ketika Taliban menandatangani perjanjian di Doha tahun lalu. ISIS-K menganggap Taliban “murtad” dan menjadi sasaran yang sahih.

Kelompok yang menamakan diri Negara Islam itu sekarang menjadi tantangan besar bagi pemerintahan baru Afghanistan di bawah komando Taliban.

“IS-K mempunyai perbedaan sektarian dengan TTP (Taliban Pakistan) dan menganggap mereka Muslim yang menyimpang, yang menjadi agen-agen Pakistan, Iran dan kekuatan-kekuatan regional lainnya,” menurut Abdul Sayed, peneliti independen tentang jihad yang berkantor di Swedia.

Komentar