JurnalPatroliNews – Laos,- Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) ke-11, disepakati sebuah visi baru untuk ASEAN Single Window (ASW). Visi ini bertujuan untuk memfasilitasi konektivitas dan pertukaran dokumen perdagangan elektronik dengan lebih mudah.
“Pertemuan tersebut mencatat kemajuan Hasil Ekonomi Prioritas (PED) pada kajian teknis Generasi Baru ASEAN Single Window (ASW) dengan tujuan menetapkan visi baru bagi ASW untuk menjadi lebih terbuka, inklusif, dan interoperable,” demikian isi pernyataan bersama AFMGM ke-11 yang diterima di Jakarta, Minggu.
Studi ini juga akan melengkapi Peta Jalan Bandar Seri Begawan bagi ASEAN yang bertujuan mempercepat inisiatif di bidang fasilitas perdagangan dan digitalisasi.
Langkah-langkah ini sejalan dengan Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) yang bertujuan menciptakan ekosistem perdagangan digital yang lancar di seluruh wilayah ASEAN.
Pertemuan tersebut juga merupakan kesempatan untuk bertukar pandangan dengan Kantor Penelitian Makroekonomi ASEAN+3 (AMRO), Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai prospek ekonomi global dan regional, serta risiko dan tantangan di kawasan.
Meskipun perekonomian ASEAN diproyeksikan menguat menjadi 4,9 persen pada tahun 2024, proyeksi tersebut kemudian direvisi turun, menunjukkan adanya hambatan yang lebih besar bagi perekonomian ASEAN.
Namun demikian, kinerja perekonomian kawasan tercatat lebih baik dari perkiraan yang didukung oleh kuatnya permintaan domestik dan peningkatan aktivitas investasi di tengah moderasi inflasi.
Kinerja ekspor di sebagian besar negara ASEAN juga membaik meskipun harga komoditas global rendah dan permintaan global yang lesu. Antisipasi pemulihan sektor pariwisata ke tingkat sebelum pandemi diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.
Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank juga menyadari adanya risiko-risiko yang masih cenderung mengarah ke sisi negatifnya, terutama akibat ketegangan geopolitik, ketidakstabilan harga komoditas global, dan melemahnya pertumbuhan ekonomi di China.
Selain itu, permasalahan struktural seperti perubahan iklim, digitalisasi yang pesat, dan populasi yang menua akan terus mempengaruhi perkembangan ekonomi di kawasan ASEAN. Oleh karena itu, penguatan integrasi dan konektivitas di ASEAN sangat penting untuk menghadapi lingkungan global yang penuh tantangan.
Komentar