Minta Siswi Membuka Celananya Untuk Buktikan Haid, SMA di Bogor Bantah Isu Viral Tersebut!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Postingan beredar di media sosial menyebutkan siswi SMA Negeri di Kabupaten Bogor diminta membuktikan apabila sedang haid. Dinarasikan para siswi diminta membuktikan dengan cara membuka celana dalamnya.
Disebutkan, hal itu dilakukan lantaran beberapa siswi beralasan sedang menstruasi ketika diminta melaksanakan ibadah salat. Kasus ini mencuat setelah adanya protes dari salah satu orang tua murid.

Merespons postingan viral tersebut, Humas SMA Negeri 1 Dramaga, Baitul Harahap, memberikan klarifikasi. Menurutnya, tidak semua narasi yang beredar itu benar.

Harahap mengatakan guru tersebut hanya menanyakan apakah siswi tersebut sedang datang bulan atau tidak. Menurutnya, guru tersebut hanya khawatir para siswi tidak jujur.

“Sebenernya ibu guru bersama temannya alasan mereka kan khawatir berbohong. Sehingga harapan kita sebagai guru agar siswa jujur. Anak-anak juga cuma ditanya benar kamu datang bulan, ya udah langsung ke kelas,” ucap Harahap saat dihubungi Wartawan, Rabu (21/9/2022).

Guru Tes Kejujuran

Harahap menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Jumat (16/9) minggu lalu. Setiap Jumat, SMAN 1 Dramaga menggelar salat Duha berjamaah.

Namun, beberapa siswi terlihat tidak ikut salat. Sehingga, guru tersebut ingin mengetahui kejujuran siswi yang tidak ikut salat ini.

“Ketahuan anak-anaknya yang ikut salat masih sambil mendengar ceramah setelah salat Duha. Terus ketahuan tuh yang tidak pakai mukena dan seterusnya. Sehingga oleh ibu gurunya mau ngetes kejujuran anak-anak,” bebernya.

Para siswi yang tidak salat kemudian dikumpulkan. Menurut Harahap, guru tersebut hanya menanyakan apakah siswi yang tidak ikut salat ini sedang menstruasi atau tidak.

“Anak-anak yang putri tidak ikut salat itu kan di sebelah lapangan dikumpulkan, cuma dipilah-pilah lagi. Gurunya hanya nanya ‘benar kamu datang bulan?’, ‘ya, betul’, dia langsung ke kelas gitu. Tapi kita juga nggak tahu yang jujur, karena tidak semua diperiksa,” jelasnya.

“Jadi hanya menanyakan begitu aja kamu datang bulan. Terus ada juga anak-anak ditanya ibu gurunya kamu sudah selesai datang bulannya, cuma belum mandi wajib juga dipisahkan lagi,” tambahnya.

Tak Ada Pemeriksaan Celana Dalam

Harahap mengakui ada ‘pemeriksaan’ untuk mengetahui benar-tidaknya siswi itu mengalami menstruasi dan itupun dilakukan oleh siswi lainnya. Tetapi menurutnya tidak sampai dengan cara membuka pakaian dalam siswi.

“Itu juga diperiksa sama temannya juga, karena nggak mungkin diperiksa oleh ibu gurunya, karena terbatas juga ibu gurunya. Jadi hanya beberapa ibu guru yang ikut, jadi diperiksa dengan sesama temannya,” katanya.

Sebelum melakukan pemeriksaan itu, kata Harahap, gurunya juga meminta maaf terlebih dahulu.

“Ibu gurunya juga menyampaikan mohon maaf ke kalian, apa kalian misalkan mau menerima seperti begini, istilahnya orang Sunda dicabak (diraba-red) sedikit aja, oh memang ada pembalut seperti itu. Jadi di belakang roknya itu kan kalau dicabak ada pembalut oh benar sedang datang bulan,” bebernya.

Hal ini mengemuka setelah adanya salah satu orang tua murid yang protes atas perlakuan tersebut. Harahap mengatakan permasalahan sudah selesai dan pihaknya telah menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua murid dan juga siswi tersebut.

“Hari Senin (18/9) sudah klarifikasi kasusnya dan sudah selesai. Disampaikan ke orang tua dan seterusnya. Sebenarnya tidak sama dengan yang sudah viral, tidak sejauh itu. Udah maaf-maafan juga,” imbuhnya.

Komentar