Pengamat: 2 Tahun ke Depan, Menteri Jokowi Satu Kaki di Kabinet Satu Lagi di Baliho

“Ini menegaskan koalisi yang dibangun sebatas taktis, namun sikap mereka menghadapi isu dan agenda politik nasional masih cair. Kendala yang potensial mengganggu kinerja pemerintah adalah fakta beberapa Ketum Parpol jadi menteri atau pejabat negara,” ujar Karim saat dihubungi.

“Ketika masa kontestasi tiba, bukan hanya perhatian yang terpecah, tetapi koalisi & formasi kekuatan potensial mengalami reka ulang bentuk. Kecenderungan mengokohkan keabadian koalisi berlangsung sebatas tepian kepentingan politis, khususnya dalam sharing of power,” kata Karim melanjutkan.

Melihat gelagat dari ketua parpol dalam koalisi yang mulai mencari jalan menuju Pilpres 2021, Karim mewanti-wanti itu bisa menjadi ganjalan untuk mencapai tujuan nasional, yakni salah satunya pemulihan ekonomi dari pandemi COVID-19.

“Dalam 2 tahun ke depan Jokowi akan diganggu oleh perhatian para menterinya yang terpecah. Satu kaki mereka di kabinet, satu kaki lainnya nyangkut di baliho, atau telah menjelajah daerah untuk mengerek dukungan. Ini adalah buah ucapan Presiden yg sebelumnya tidak menyoal ketum parpol rangkap jabatan menteri,” ujarnya.

“Dan itu berarti, pemulihan ekonomi potensial terhambat fokus sebagian menteri yang terbagi, di samping kohesivitas masyarakat yg mulai dikotak-kotak menurut basis dukungan politik,” imbuhnya.

Evaluasi Dua Tahun

Karim menilai tidak banyak lompatan yang dilakukan Jokowi – Ma’ruf dalam dua tahun terakhir, namun ia memberikan apresiasi terkait pengendalian COVID-19 sehingga Indonesia terhindar dari krisis kesehatan berlarut-larut.

“Ini kemajuan yg harus dihargai karena lonjakan kasus terakhir cukup mengkhawatirkan.

Pemulihan ekonomi yang disandingkan lecutannya dengan pengendalian wabah masih tertatih,” katanya.

Menurutnya, butuh waktu agar semuanya berjalan normal. Beragam insentif diperlukan dan pengenaan berbagai pajak dan variabel lain yang potensial menambah beban produksi perlu dicegah.

“Kinerja pemerintah dalam menanggulangi pandemi menjadi ujian aktual atas ketangguhan kepemimpinan. Kegaduhan yang beberapa kali muncul akibat miskomunikasi dan miskoordinasi menjadi catatan penting,” pungkas Karim.

Komentar