Menghindari Peningkatan Utang, Ganjar Tinjau Kembali Dukungan Keuangan untuk BUMN

JurnalPatroliNews – Jakarta – Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, tengah mempertimbangkan ulang efektivitas penyertaan modal negara (PMN) terhadap badan usaha milik negara (BUMN) guna mencegah peningkatan utang pemerintah.

Pernyataan ini disampaikan oleh Anggota Dewan Pakar TPN, Ganjar Mahfud Anton Gunawan. Menurutnya, pemberian PMN selama ini telah ikut andil dalam meningkatkan utang pemerintah secara nyata.

Dalam struktur APBN, ada titik-titik negatif financing dalam bentuk investasi dan PMN terhadap BUMN, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan utang,” ujar Anton dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pada Kamis (11/1/24).

Anton menambahkan bahwa jika Ganjar-Mahfud berhasil memenangkan Pemilihan Presiden 2024, pemerintahan mereka akan meninjau kembali efektivitas pemberian PMN. Apabila PMN yang diberikan benar-benar untuk BUMN yang menyediakan layanan publik, melakukan kegiatan komersial, dan dapat beroperasi tanpa terus-menerus mendapatkan suntikan PMN, maka pendanaan investasi tersebut dapat tetap diberikan.

Namun, jika sebaliknya, Anton menyatakan bahwa kebijakan yang mungkin diambil adalah tidak memberikan PMN kepada BUMN tersebut, bahkan mungkin mempertimbangkan penutupan atau penjualan BUMN tersebut untuk mengatasi tekanan utang yang tinggi akibat pandemi Covid-19.

“Harus bisa beroperasi secara mandiri, atau jika tidak dapat memberikan kontribusi sebagai public service, kemungkinan akan ditutup atau dijual, sehingga dapat digunakan untuk menutupi utang yang ada,” jelas Anton.

Saat ini, utang pemerintah telah mencapai Rp 8.041,01 triliun dengan rasio utang terhadap PDB lebih dari 38%. Anton menekankan bahwa jika utang sektor publik melalui PMN juga diperhitungkan, rasio tersebut bisa jauh lebih tinggi, sehingga pemberian PMN perlu dilakukan dengan lebih hati-hati.

“Dengan mempertimbangkan utang sektor publik, rasio utang dapat mencapai 72% terhadap PDB. Sektor publik ini mencakup BUMN dan beberapa lembaga lainnya,” tegas Anton.

Dalam APBN 2023, realisasi pembiayaan investasi secara keseluruhan mencapai Rp 90,1 triliun, termasuk dukungan untuk berbagai BUMN dan lembaga lainnya. Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berusaha mengevaluasi langkah-langkah keuangan untuk memastikan keberlanjutan ekonomi negara.

Komentar