Sri Mulyani Sebut: Harga Minyak Sulit Diprediksi, Pemicunya..? 

JurnalPatroliNews – Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan harga komoditas energi seperti minyak dunia masih bergejolak. Pemicunya lantaran kondisi geopolitik dunia tidak stabil.

“Harga energi juga masih volatile, tidak menentu akibat geopolitik. Kita harus siap-siap dan lebih detail dalam menentukan kebijakan dibanding hanya fokus di sektor makro saja,” ujar Sri Mulyani dalam acara ‘Bloomberg Recovery and Resilience: Spotlight on ASEAN Business’, Senin (12/9/2022).

Sri Mulyani mengatakan, dirinya sulit memprediksi pergerakan harga minyak. Menurutnya, komoditas minyak sangat dipengaruhi oleh geopolitik dunia.

“Sekarang harga minyak memang turun, tapi belum tahu ke mana arahnya. Apakah di kisaran US$ 90/barel, di bawah itu, atau bahkan turun lagi. Ini komoditas yang sangat terpengaruh geopolitik,” katanya menambahkan.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani turut menyinggung keputusan pemerintah Indonesia menaikkan harga BBM sebesar 30%. Meski memicu naiknya inflasi, hal tersebut disebutnya bisa mengurangi beban APBN.

“Minggu lalu diumumkan kenaikan harga BBM subsidi sekitar 30%. Ini melonggarkan tekanan di APBN, tapi juga meningkatkan inflasi,” ungkapnya.

Meski demikian, Sri Mulyani menyebut Indonesia sudah menyiapkan langkah antisipasi dampak kenaikan harga BBM. Misalnya dengan bansos demi melindungi daya beli masyarakat.

Inflasi Indonesia di bulan Agustus tercatat di angka 4,9%, lalu turun menjadi 4,6%. Menurut Sri Mulyani deflasi biasanya terjadi di bulan September.

Selain dipengaruhi energi, inflasi juga disebabkan oleh tidak stabilnya komoditas pangan. Misalnya saja minyak goreng yang terkait dengan geopolitik.

Komentar