Tentara AS Dikecam Karena Menanyai Warga Suriah Tentang Mantan Bintang Porno Mia Khalifa

Jurnalpatrolinews – Damaskus : Rekaman tentara AS di Suriah mengejek penduduk setempat dengan menanyakan apakah mereka tahu mantan aktris dewasa Mia Khalifa telah memicu reaksi keras di media sosial, dan menimbulkan pertanyaan tentang biaya operasi AS di negara tersebut.

Video tersebut awalnya diunggah di Tiktok sebelum disalin dan dibagikan di platform media sosial lainnya. Ini menunjukkan tentara AS dengan perlengkapan tempur lengkap bertanya kepada orang-orang Suriah apakah mereka mengenal Khalifa. “Dia perempuan,” kata salah satu orang Amerika ketika mereka bertemu dengan tatapan bingung dari penduduk setempat. “Seharusnya belajar lebih banyak bahasa Arab,” bunyi keterangan dalam video itu.

Interaksi tersebut menimbulkan tanggapan yang signifikan secara online, dengan banyak yang menuduh tentara tersebut sangat kurang profesional dan juga kurangnya kepekaan budaya. Banyak komentator mengecam adegan itu sebagai penggunaan uang pajak yang sangat buruk.

Mantan pilot pesawat tempur Angkatan Laut Ward Carroll mengecam tentara AS karena sikap mengejek mereka terhadap Suriah. “Ya, perlakukan penduduk setempat seperti mereka idiot karena mereka tidak melek pornografi. Hati dan pikiran seperti yang Anda baca. Kerja bagus, Angkatan Darat, “ tulisnya.

Para tentara juga disorot dari segi pengetahuan geografi, karena akar bintang porno di Timur Tengah ada di Lebanon, bukan Suriah.

Khalifa lahir di Beirut sebelum kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat ketika dia masih kecil. Selama karir pornonya dia menimbulkan kontroversi yang signifikan di Timur Tengah dengan tampil di film porno sambil mengenakan jilbab.

Namun, ada juga beberapa warganet yang membela para tentara, dengan alasan bahwa video itu menyenangkan dan tidak berbahaya dan tentara hanya mencoba untuk meringankan suasana dalam situasi stres.

“Menjijikkan bahwa media liberal akan mencoba memelintir ini menjadi apa pun selain apa adanya: pria muda mencoba menemukan kesamaan antara mereka dan penduduk asli,” salah satu komentator menyindir.

Komentar