Hasil Analisa Tim Investigasi, Putin Disebut: Terlibat Jatuhnya Malaysia Airlines MH17

JurnalPatroliNews – Rusia – Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut terlibat dalam jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Donetsk pada Juli 2014 lalu. Hal ini diperoleh dari analisa yang dilakukan tim investigasi internasional, Kamis, (9/2/2023).

Sebelumnya diketahui Malaysia Airlines MH17 jatuh pada pertengahan 2014 lalu di wilayah Donetsk, Ukraina, saat sedang dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Dalam penerbangan itu, MH17 yang membawa 298 penumpang ditembak jatuh oleh misil jenis Buk buatan Rusia. Tembakan itu menyebabkan armada berjenis Boeing 777 itu hancur lebur di udara. Seluruh penumpang juga ditemukan dalam keadaan tewas. Tim investigasi menjabarkan peran Putin terkait bagaimana rudal itu bisa ditembakan di Ukraina.

Diduga, pesawat ini dijatuhkan oleh pemberontak pro-Moskow yang mengira bahwa MH17 adalah pesawat milik Kyiv. Putin disebutkan menyetujui pengiriman rudal itu untuk pemberontak pro-Moskow di wilayah Donetsk. Saat kejadian, para pemberontak sedang berperang dengan Ukraina untuk memisahkan diri. “Ada indikasi kuat bahwa keputusan dibuat di tingkat presiden, oleh Presiden Putin, untuk memasok … sistem rudal Buk TELAR”, kata Jaksa Belanda Digna van Boetzelaer dikutip Channel News Asia (CNA) dan AFP.

Meski begitu, tim mengatakan mereka menghentikan penyelidikan atas kecelakaan tersebut karena tidak ada cukup bukti untuk menuntut lebih banyak tersangka. Selain itu, Putin memiliki kekebalan sebagai kepala negara dalam kasus apa pun. “Meskipun kami berbicara tentang indikasi kuat, bukti lengkap dan konklusif yang tinggi tidak tercapai,” tambahnya.

Pengumuman tersebut dikeluarkan kurang dari tiga bulan setelah pengadilan Belanda menghukum dua orang Rusia dan seorang Ukraina secara in absentia (tersangka tidak ada di pengadilan) atas jatuhnya MH17. Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte mengatakan keputusan itu adalah ‘kekecewaan pahit’ tetapi pihaknya menegaskan akan terus meminta pertanggungjawaban Federasi Rusia. Serupa, Australia juga berjanji untuk terus membawa kasus ini ke ranah hukum internasional. Pasalnya, ada 38 warga Australia yang menjadi penumpang pesawat naas itu.

Komentar