Anies: Pemerintah Pusat Abai, Pemda Belum Pernah Diajak Bicara Soal Transisi Energi

JurnalPatroliNews – Jakarta – Anies Baswedan, Calon Presiden nomor urut 1, menyoroti pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dalam kebijakan transisi energi, dengan menyatakan bahwa pemangku kepentingan di tingkat lokal harus dilibatkan secara lebih aktif. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Dialog Bersama Kadin Menuju Indonesia Emas 2045 pada Kamis malam (11/1/24).

Anies berpendapat bahwa pemerintah pusat selama ini kurang menggandeng pemangku kepentingan di daerah saat menyusun peta jalan transisi energi. Menurutnya, peran daerah sangat krusial dalam pelaksanaan kebijakan, terutama terkait dengan komitmen internasional seperti Paris Agreement yang kemudian diubah menjadi regulasi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

“Dalam eksekusi lingkungan hidup, regulasi harus turun ke tingkat lokal. Tapi, pernahkah Walikota atau Gubernur diajak berbicara terkait dukungan regulasi ini? Belum,” ungkap Anies.

Anies menekankan pentingnya konsistensi pemerintah pusat dalam menerapkan peta jalan transisi energi yang telah disusun bersama. Hal ini diharapkan dapat memastikan kelancaran pelaksanaan program transisi energi sesuai dengan rencana.

Menyadari besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program transisi energi, Anies berkomitmen untuk memberikan subsidi guna mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia.

Ia meyakini bahwa pemberian subsidi akan membawa dampak positif tidak hanya dalam meningkatkan kesehatan ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat bagi ekosistem ekologi secara keseluruhan.

Anies juga menyampaikan janjinya untuk memprioritaskan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) jika terpilih sebagai Presiden 2024. Indonesia, menurutnya, memiliki potensi sumber daya EBT yang melimpah, khususnya dalam hal eksplorasi geothermal yang, meskipun memiliki risiko dan biaya yang tinggi, menawarkan peluang besar untuk investasi.

“Diperlukan komitmen investasi yang serius untuk eksplorasi EBT di dalam negeri. Kita memiliki cadangan geothermal yang luar biasa, 40% dari total dunia, namun risiko dan biaya investasi di sini besar. Oleh karena itu, negara harus siap berpartisipasi dalam kegiatan ini,” tambah Anies.

Komentar