Beruntun! Istana Bantah Tudingan Jokowi di Balik Serangan terhadap Akun Medsos Aktivis

JurnalPatroliNews – Jakarta – Istana membantah tudingan Presiden Joko Widodo atau Jokowi berada di balik penyerangan sejumlah aktivis melalui media sosial. Serangan digital itu tak hanya menyasar akun aktivis, melainkan akun YouTube Teater Utan Kayu langsung dihapus pada Jumat, 10 November 2023.

Menteri Sekretariat Negara Pratikno, mengatakan tudingan Jokowi berada di balik perintah menyerang akun para aktivis pengkritik keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 tidak benar.

“Itu sudah jelas ya, bahwa tidak benar, dan tidak tahu,” kata Pratikno melalui aplikasi perpesanan, Sabtu, 11 November 2023.

Dugaan munculnya serangan berbasis digital diduga atas perintah Jokowi itu disampaikan Ketua Badan Pengurus Nasional Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani.

Julius mengatakan serangan tersebut diduga ada kaitan dengan pernyataan Jokowi. Sebelumnya, Jokowi menyatakan akan cawe-cawe dalam Pemilihan Umum 2023. 

“Seperti pemasangan baliho anak bungsunya (Kaesang Pangarep). Itu enggak mungkin orang biasa kalau bukan ada pengarahan,” kata Julius, melalui sambungan telepon di WhatsApp, Jumat, 10 November 2023.

Dia menyebut serangan itu terjadi secara beruntun. Mulai dari teror yang diterima Ketua BEM UI Melki Sedek Huang. Serangan tersebut pun diarahkan menyasar aktivis serta penggagas Maklumat Juanda.

“Setelah si Melki, kita deklarasi Maklumat Juanda, terus kita diskusi buku. Nah akun YouTube tempat kita diskusi buku itu diserang. Video di-upload itu enggak bisa upload lagi,” ujar dia. “Kita tahu arahnya ke mana.”

Maklumat Juanda adalah pernyataan protes terhadap putusan MK, yang dianggap diputuskan secara ugal-ugalan. Yang bertujuan meloloskan Gibran Rakabuming Raka dicalonkan sebagai wakil presiden pasangan Prabowo Subianto. Maklumat itu dibacakan pada 16 Oktober lalu, seusai putusan MK diketok Anwar Usman, saat itu Ketua MK.

Protes berdatangan dan memunculkan frasa “Mahkamah Keluarga” yang dipelesetkan dari MK. Frasa itu berseliweran di media sosial. Para aktivis menganggap putusan yang mengabulkan uji materi pasal batas usia capres-cawapwares minimum 40 tahun itu diketok Anwar untuk mengegolkan ponakannya, Gibran.

Serangan lain datang setelah Teater Utang Kayu menggelar diskusi “Demokrasi dan Ancaman dari Dalam Dirinya”, yang diampuh budayawan dan jurnalis senior Goenawan Mohamad atau GM.

Kedua diskusi buku Oligarki dan Totalitarianisme Baru karangan Jimly Asshiddiqqie, yang diulas praktisi hukum Bivitri Susanti.

Komentar