Diskusi Ringan Sambil Makan Durian Mumpung Ketemu Presiden

Momen berhadapan langsung dengan Presiden satu meja inipun tak kusia-siakan. Sebagai wartawan yang dibesarkan platform media cetak dan pernah menjabat sebagai Pemred Harian Realitas, naluri jurnalistikku spontan tergerak.

Dalam benakku ini kesempatan menyampaikan keluh kesah yang dirasakan para pengelola media cetak, apalagi konteks kehadiran Presiden saat ini berkaitan dengan peringatan HPN. Sekalian  bahas perkembangan  kota Medan.

Diskusi ringan pun berlangsung santai, bahkan hampir 15 menit waktunya.  Seakan tak berjarak, Presiden merespon langsung terkait usulan  pengurangan pajak kertas koran yang belum terealisasi, walaupun pernah disampaikan dalam pertemuan dengan para pemimpin media di Medan dan di Istana Merdeka tahun 2019. Sambil memanggil salah seorang staf kepresidenan, mantan Walikota Solo ini meminta untuk mencatatkan.

Dan, bak gayung bersambut, esok harinya usai peringatan puncak HPN 2023 di Gedung Serba Guna (GSG) Medan, Kamis (9/2) melalui Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Muryanto Amin meneruskan pesan singkat melalui WA  yang menyebutkan; “Siap Pak Rektor. Yang menyangkut pajak kertas koran kalau pulang saya (ke Jakarta-red) diskusikan dg bu menkeu.”

Tak hanya masalah kertas koran, diskusi pun bergeser ke materi yang lain, terkhusus bagi kami masyarakat Kota Medan.  Mulai dari renovasi Stadion Teladan, revitalisasi kawasan kota lama Kesawan hingga ide  tol dalam kota yang dibangun diatas sungai.

Renovasi total Stadion Teladan yang menjadi kebanggaan masyarakat Medan sepertinya sudah sangat mendesak, apalagi stadion yang selesai dibangun tahun 1953 menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-3 dianggap sudah tidak layak untuk pertandingan internasional.

“Pak Presiden, Stadion Teladan kami perlulah direnovasi. Usianya sudah 70 tahun dan sudah sangat tidak layak untuk pertandingan internasional, apalagi Sumut akan menjadi tuan rumah PON 2024. Mohonlah menjadi perhatian. Kami ingin juga stadion itu jadi ikon Kota Medan,” kataku gamblang.

Presiden langsung reaktif menjawab. “Walikota….,” katanya memanggil Bobby Nasution yang duduk bersisian meja dengan Presiden. Dihadapan kami, Presiden langsung meminta Walikota Medan yang notabene menantunya untuk menanggapi masalah Stadion Teladan.

“Sudah disiapkan master plannya Pak, dan segera akan dilaksanakan renovasinya,” kata Walikota Medan. “Iya, sudah ya. Stadion Teladan akan direnovasi dan diperluas. Jugak tentang revitalisasi kawasan Kesawan, saya sudah dapat laporan dan akan lebih bagus,” kata Presiden.

Khusus kawasan Kesawan Medan, kami memuji langkah Walikota Medan yang sedang melakukan revitalisasi dan akan mengembalikan fungsinya sebagai heritage kota Medan. Apalagi kawasan Kesawan yang berada dipusat kota masih banyak berdiri bangunan peninggalan kolonial Belanda dan harus dipertahankan keberadaannya.

Pemko Medan sendiri saat ini sedang melakukan penataan kawasan, termasuk pengembalian fungsi Lapangan Merdeka yang dulunya bernama de Esplanade menjadi bagian dari titik nol Kota Medan.

“Kami berharap kawasan Kesawan bisa seperti kawasan Malioboro di Jogjakarta dan kawasan Braga di Bandung, Pak. Ini memang sedang dikerjakan, mudah-mudahan segera selesai,” kataku. “Ya, saya sudah dapat laporan, mudah-mudahan segera teralisasi. Sudah dilihatkan,” kata Presiden.

Sebelumnya yang tak kalah menarik, kulontarkan pertanyaan tentang pembangunan tol dalam kota yang dibangun diatas sungai guna mengurai kemacetan di Medan. Dalam pemikiran spontanku tersampaikan bahwa jumlah kendaraan di Kota Medan tidak seimbang dengan jumlah ruas jalan yang tersedia. Tol dalam kota diatas sungai ini dalam benakku akan terintegrasi dengan jaringan jalan sekunder yang membedah seluruh Kota Medan.

Komentar