Tak Mudah Suntik Mati PLTU Batu Bara, Sri Mulyani-Luhut Ngaku Pusing Cari Uang Ribuan Triliun

Sri Mulyani mengatakan ketika PLTU batu bara dimatikan, maka akan menjadi aset mangkrak bagi PLN. Dia mengatakan ketika aset itu sudah tak bisa digunakan, maka pemerintah harus mengisinya dengan membangun energi terbarukan.

Masalah selanjutnya, kata dia, untuk mempensiunkan PLTU dan menggantikannya dengan energi terbarukan butuh modal yang tidak sedikit. Dia mengatakan modal pembangunan itu akan menjadi beban yang tidak sedikit, terlebih suku bunga saat ini sedang melambung tinggi. “Kurs yang saat ini mahal menjadi permasalahan yang teridentifikasi secara nyata, bukan lagi sekedar bicara soal uang triliunan,” ujar dia.

Sri Mulyani mencontohkan untuk proyek suntik mati PLTU Cirebon-1 yang memiliki daya 660 Megawatt. Proyek ini diharapkan bisa mengurangi emisi karbon sebanyak 4,4 juta gigaton Co2.

Dia mengatakan untuk melaksanakan proyek ini dibutuhkan dana US$ 330 juta yang salah satunya bersumber dari pinjaman.

“Pinjaman ketika tingkat bunga menjadi mahal, siapa yang akan membayar untuk itu,” kata dia.

Pemerintah Pantang Mundur
Meskipun dikelilingi sejumlah isu tersebut, terutama pendanaan, namun pemerintah mengaku tetap berkomitmen untuk melakukan pensiun dini PLTU sebagai salah satu upaya menekan emisi karbon.

“Jadi ya, bukan hal yang mudah. Namun sekali lagi, pemerintah sangat berkomitmen untuk melakukan hal ini. Karena pendanaan yang harus kita siapkan agar kalian tahu, untuk mengatasi seluruh masalah tapi pensiun dini jika terjadi kebakaran di Asia dan juga oleh pemerintah juga seperti PLN mereka juga sudah mempersiapkan seperti 2.5 giga atau satu energi terbarukan setiap tahun,” tutur Luhut.

Begitu juga dengan Sri Mulyani. Meski serba sulit, Sri Mulyani mengatakan tindakan nyata mengurangi emisi seperti mempensiunkan dini PLTU batu bara harus tetap dilakukan.

Kalau tidak, kata dia, upaya mengurangi emisi hanya menjadi pembicaraan dari satu forum ke forum lainnya tanpa adanya tindakan nyata.

“Dan kita menciptakan situasi yang lebih buruk bagi dunia,” kata dia.

Perlu diketahui, mengutip data PT PLN (Persero), total kapasitas listrik terpasang milik Holding dan anak perusahaan PLN hingga Desember 2022 mencapai 44.939,88 MW dengan 31.328,92 MW (69,71%) berada di Jawa. PLTU batu bara menyumbang kapasitas terbesar dengan kontribusi 20.418,50 MW (29,57%).

PLN bukan satu-satunya produsen listrik di Indonesia. Adapun total kapasitas terpasang nasional, termasuk pembangkit sewa dan produsen listrik swasta (Independent Power Producers/ IPP), hingga akhir 2022 adalah 69.039,60 MW.

Komentar