Uji Coba Menabrakan Diri Ke Asteroid, Pesawat Luar Angkasa NASA Hancur Berkeping-keping

Meskipun pengamatan di angkasa mengindentifikasikan lebih dari 95% asteroid ‘monster’ bisa memicu kepunahan global jika mereka bertabrakan dengan bumi (mereka tidak akan; jalur mereka telah dihitung dan mereka tidak akan mendekati planet kita), masih tersisa banyak objek kecil yang sejauh ini tidak terdeteksi yang dapat menciptakan malapetaka, dengan skala regional atau kota.

NASA/JPL-APLTim misi DART sangat senang melihat keberhasilan panergetan DART ke objek asteroid

Sebuah objek dengan skala Dimorphos akan menggali kawah yang mungkin berdiameter satu kilometer dan kedalaman beberapa ratus meter. Kerusakan di sekitar dampak tabrakan akan sangat kuat.

Oleh karena itu, muncul keinginan untuk melihat apakah asteroid bisa didorong menjadi sedikit lebih lambat atau lebih cepat. Perubahan kecepatan tidak harus besar, terutama jika dilakukan bertahun-tahun sebelum bersinggungan dengan bumi.

“Analoginya adalah jika Anda mengenakan jam tangan dan Anda merusaknya. Jam itu akan bergerak lebih cepat, sedikit demi sedikit,” ujar ilmuwan misi DART, Dr Nancy Chabot yang juga dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins.

“Anda mungkin tidak melihat kesalahan pada satu atau dua hari pertama, tapi setelah beberapa minggu Anda akan mulai memperhatikan kalau jam tangan itu tidak lagi menunjukkan waktu yang tepat. Jam tersebut berjalan cepat; lebih cepat dari yang seharusnya.”

Rangkaian gambar dari pesawar ruang angkasa DART mungkin berakhir dengan tiba-tiba saat terjadi benturan, namun publik bisa mendapatkan gambar tambahan dari pesawat luar angkasa yang diluncurkan untuk menyaksikan kejadian itu.

Sebuah satelit kecil bernama Cubesat milik Italia mengikuti tiga menit di belakang pesawat ruang angasa utama, melesat pada jarak aman 50 kilometer.

Data dari LiciaCube akan dipancarkan kembali ke Bumi selama beberapa hari ke depan.

Kamera perekam LiciaCube itu semestinya bisa melihat gumpalan puing yang digali oleh DART.

Empat tahun dari sekarang, Badan Antariksa Eropa (Esa) akan memiliki tiga pesawat ruang angkasa –secara kolektif dikenal sebagai misi Hera– di Didymos dan Dimorphos untuk melakukan studi lanjutan.

Komentar