London Memperingatkan Italia Larangan Ekspor Vaksin Covid-19 ke Australia ‘Membahayakan Upaya Global Untuk Memerangi Virus’

Jurnalpatrolinews – London : Pemerintah Inggris telah memperingatkan Brussel bahwa larangan ekspor dosis Covid-19 ke negara-negara non-UE mengancam peluncuran jab global, setelah Italia menghentikan pengiriman vaksin AstraZeneca ke Australia.

“Kita semua bergantung pada rantai pasokan global, memberlakukan pembatasan membahayakan upaya global untuk memerangi virus,” kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang dikutip Reuters, menjelaskan bahwa Inggris mengharapkan UE untuk menghormati komitmennya.

Terungkap pada hari Kamis bahwa Italia telah mencegah 250.700 dosis vaksin AstraZeneca mencapai Australia, dalam langkah pertama oleh negara anggota UE sejak aturan ekspor vaksin baru berlaku pada bulan Januari.

Johnson baru-baru ini berbicara dengan Presiden eksekutif UE, Ursula Von der Leyen, yang mengatakan kepadanya bahwa aturan baru UE adalah untuk “transparansi,” bukan untuk membatasi ekspor vaksin, kata juru bicara itu.

Italia mengambil langkah di bawah langkah-langkah baru yang diumumkan UE pada bulan Januari, yang mengharuskan negara-negara anggota untuk mengesahkan pengiriman vaksin sebelum dikirim ke luar blok, dalam upaya untuk melindungi pasokan jab Eropa sendiri.

Undang-undang tersebut diajukan setelah perselisihan besar terjadi antara Brussel dan London pada Januari karena pengumuman AstraZeneca akan memotong lebih dari setengah jumlah pukulan yang dikirim ke UE karena masalah produksi.

UE dilaporkan telah mendukung keputusan Italia untuk menghentikan vaksin, yang diambil pada akhir pekan lalu, Financial Times melaporkan pada hari Kamis.

Kementerian Luar Negeri Italia membela langkah tersebut dengan alasan bahwa persediaan vaksin AstraZeneca ke UE sudah terbatas dan Australia bernasib lebih baik daripada beberapa negara Eropa dalam hal infeksi Covid-19.

Pada hari Jumat, Perdana Menteri Australia Scott Morrison juga mengatakan bahwa dia memahami keputusan Italia karena “situasi krisis tak terkendali” yang dihadapi oleh Uni Eropa, yang menurutnya tidak terjadi di Australia.  (***/. dd – rt)

Komentar