Pengamat: Kejatuhan Kaum Cendikia Yang Dulu Berjaya di Kampus

JurnalPatroliNews – Jakarta – Perubahan yang signifikan terjadi di kalangan kaum cendikia, yang dahulu dihormati sebagai macan podium kampus, kini tampaknya telah kehilangan keberaniannya. Fenomena ini menjadi sorotan, di mana banyak intelektual yang dulu dianggap tajam kini terlihat lebih pasif dan kehilangan kejelian mereka.

Munculnya istilah “ayam sayur” untuk menyindir transformasi ini memunculkan pertanyaan di kalangan masyarakat awam. Bagaimana bisa orang-orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas di atas rata-rata kini terlibat dalam aktivitas politik dengan semangat yang meragukan? Apa yang terjadi dengan generasi sebelumnya yang dikenal sebagai pemimpin kampus dan memiliki pengaruh besar?

Pertanyaan-pertanyaan ini menciptakan ironi yang sulit dijelaskan dengan mudah, seperti yang diungkapkan oleh pengamat politik Samuel F. Silaen.

“Mengapa kaum intelektual yang dulu begitu gigih melawan ketidakadilan sekarang terlihat tunduk di bawah pengaruh penguasa?” tanya Silaen.

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), banyak pemilik gelar tinggi seperti master, doktor, dan bahkan profesor terlihat patuh dan diam di bawah kendali penguasa. Mereka yang sebelumnya dikenal vokal dan berani melawan sistem kezaliman tampaknya telah kehilangan semangat perlawanan mereka.

Silaen menyampaikan keprihatinannya, “Apakah mereka kehilangan akal sehat secara tiba-tiba atau sedang menjadi sandera kekuasaan?” Pertanyaan ini merefleksikan ketidakmengertian masyarakat awam terhadap perubahan drastis yang terjadi pada beberapa aktivis yang dulu begitu berani.

Pertanyaan mengenai alasan di balik perubahan sikap ini terus muncul. “Mereka yang dulu merupakan macan podium kampus, berani bersuara lantang melawan tirani, sekarang mengapa begitu diam?” ujar Silaen.

Dalam konteks orde reformasi yang telah berjalan selama 25 tahun, muncul kelompok-kelompok yang ingin mengembalikan suasana orde baru dengan modifikasi tertentu. Silaen mengingatkan masyarakat akan bahaya jika tidak memberikan perhatian serius terhadap hal ini.

“Jika kita diam, generasi mendatang mungkin akan menjadi korban kekuasaan zalim yang sedang berkembang. Meskipun mungkin tidak terjadi sekarang, roda zaman terus berputar, dan waktu akan mengungkap akibatnya,” pungkasnya.

Komentar